Ketika Orangtua Bingung dengan Profesi Pekerjaan Saat Ini, Harap Dimaklumkan

Ini pertanyaan yang diajukan oleh ibu saya saat mendengar muridnya bercita-cita menjadi content creator. Ibu kebingungan apa sih itu content creator dan ngapain kerjanya. Saya sebagai anaknya pun menjawab dengan memaklumi kebingungan ibu.

Sepertinya memang banyak orangtua bingung dengan profesi pekerjaan anaknya saat ini. Saya pun sempat mengalaminya.

Waktu pengumuman magang, saya diterima sebagai Corporate Support Intern di sebuah perusahaan dan memberitahukan kepada orangtua. Keduanya sama-sama bingung dan bertanya "itu kerjanya ngapain".

Begitupun juga sampai saya mendapat pekerjaan, mereka kebingungan dengan profesi pertama sebagai Media Relations dan kedua sebagai Associate Moderator.

Pertanyaannya pun tetap sama "apa itu?" dan "kerjanya ngapain?"

Tentu tidak bisa disimpulkan kalau orangtua itu katro dan ndeso, sebab bisa jadi penyebabnya adalah generation gap.

Kita pun sebagai generasi Z kalau misalnya diminta melakukan keterampilan seperti orangtua lakukan di masanya, pasti juga bingung.

Berdasarkan definisinya, generation gap adalah miskomunikasi, kesalahpahaman, atau gagal paham yang disebabkan oleh perbedaan generasi.

Dikutip dari Glints, ada lima generasi saat ini:

  • Silent generation, lahir 1928-1945
  • Baby boomer, lahir 1946-1964
  • Generasi X, lahir 1965-1980
  • Milenial, lahir 1981-1996
  • Generasi Z, lahir 1997-2012

Generation gap inilah yang membuat orangtua tidak begitu memahami profesi pekerjaan yang berkembang saat ini karena di masanya profesi tersebut tidak ada atau merupakan profesi baru. 

Profesi pekerjaan saat ini memang semakin banyak, bukan lagi melulu hanya guru, polisi, dokter, perawat, dan PNS. 

Seiring dengan kebutuhan industri dan kemajuan teknologi, profesi sekarang memang semakin beragam dan rasanya dominan bahasa Inggris. 

Misalnya saja seperti sekarang ada profesi namanya UI dan UX, digital marketer, government relations, content writer, copywriter, freelancer, dan social media specialist. 

Profesi-profesi ini terasa masih asing buat orangtua, terutama untuk orangtua generasi Baby Boomer dan Generasi X.

Lalu bagaimana cara menjelaskan profesi-profesi pekerjaan saat ini yang berbau teknologi kepada orangtua? Ini pengalaman saya yang bisa kalian terapkan.

1. Sebut skill dasarnya dan pakai bahasa Indonesia sederhana

Saat orangtua bertanya tentang profesi tertentu cobalah jelaskan dengan menyebutkan skill dasarnya dan pakailah bahasa Indonesia agar mudah dimengerti. 

Misalnya saja content creator, coba kalian sebut kalau pekerjaannya "membuat konten atau karya berupa foto atau video yang bikin orang tertarik". 

Content Writer, coba kalian sebut kalau pekerjaannya "menulis konten tentang sesuatu yang buat orang tertarik membaca". Ini bakal jadi repot kalau ada orangtua tanya perbedaan content writer dan copywriter....

Begitupun juga dengan profesi lainnya, cobalah lakukan hal yang sama dan jangan lupa pakai bahasa Indonesia.

Bila kalian sendiri bingung jelasin pekerjaannya gimana atau cara pertama gagal buat orangtua paham. Kalian bisa ketik profesi kalian di Google.

Jelaskan ke orangtua kalian dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami. Bahasanya jangan terlalu teknis dan teknologi banget kesannya.

Kalian juga bisa menjelaskan dengan cara story-telling, misalnya kalian menceritakan apa yang dilakukan secara runut saat bekerja atau kesulitannya. Mungkin bisa disisipkan dengan curhat.

2. Tunjukkan karya dan cara kerja kalian atau orang lain

Selanjutnya yang perlu dilakukan adalah dengan menunjukkan karya atau cara kerja. Ini terutama untuk pekerjaan yang mempunyai skill dasar sama, tapi sebenarnya berbeda. 

Misalnya graphic designer, design interior, UI designer atau seperti antara content writer, copy writer, SEO writer, dan UX writer.

Bila kalian bingung menjelaskan detil pekerjaannya, coba tunjukkan karya dan cara kerja kalian kepada orangtua. Selagi menunjukkan, jelaskan dengan se-pelan dan se-ringkas mungkin agar bisa dipahami oleh mereka.

Bisa juga dengan mencontoh orang lain yang sudah populer, misalnya ditanya content creator itu apa, kalian bisa jawab "itu tuh kerjanya kayak artis kesukaan ibu di Youtube" atau misal merujuk pada acara/film/sinetron yang orangtua kalian suka.

Semoga dengan cara ini, orangtua bisa memahami anaknya kerja apa. 

Sebab, tidak ada salahnya orangtua bisa keep-in-touch dengan kemajuan zaman plus bisa saling terbuka juga antar keluarga. 

Tapi kalau masih belum paham juga, kalian tidak perlu memaksakan diri sampai pusing sendiri. Cukup buktikan bahwa apa yang kalian kerjakan itu halal dan bisa membahagiakan orangtua. 

oleh : Giovani Yudha 
source : Ilustrasi anak menjelaskan pekerjaan yang dilakukannya kepada orangtua/Sumber: Julia M Cameron dari Pexels
Artikel atau Blog SebelumnyaBulan Kemerdekaan untuk Profesi yang Belum Merdeka
Artikel atau Blog SelanjutnyaMenjadi Akuntan Profesional